KIYONK_QOO

Lebih tepatnya 10 Oktober 2011, saya dan " Pohon " saya duduk dibawah sinar bulan yang begitu terang namun dengan langit malam yang meredup, seredup hati saya. Saya bingung mengungkapkan perasaan..antara sedih, bangga dan takut, semua tercampur seperti adonan kue.
Malam itu saya puas-puaskan memandangi setiap lekuk wajahnya, dari matanya..hidungnya..pipinya..saya menahan tangis. Rasanya tak sanggup jika tak melihatnya untuk kurun waktu 2 tahun kedepan. Ya...inilah resiko yang kembali kami ambil, " pohon " saya akan pergi untuk belajar kembali. Pembuktian diri bahwa dia mampu menjadi "pohon" yang bisa melindungi saya dari badai dan hujan. Sebuah kebanggaan terbesar saya kepada sosok lelaki hebat sepertinya..
Sedikit meragu untuk melepaskan tangannya malam itu..berbagai macam ketakutan mendadak muncul mengganggu pikiran saya. Tapi inilah pilihan yang harus saya terima, saya menggeser tuntas rasa keegoisan saya, saya harus mulai belajar untuk tak tergantung dengannya seperti selama ini (walopun inilah yang terberat, tapi saya tau dia tak pernah 100% meninggalkan saya).

Dan tetesan airmata saya mulai berjatuhan saat dia berkata, " Waktu berjalan sangat cepat. Aku hanya terus berfokus dengan pergi lebih jauh dan melihat lebih jauh ke depan. Jangan pernah khawatir atau mencemaskan hal-hal yang ada diimajinasimu, anggaplah sekarang aku sedang berlibur, memiliki beberapa waktu untuk merenungkan hidup dan jiwa serta batinku, seperti berhenti ditempat peristirahatan tol..dan aku pasti akan kembali sebagai pribadi yang lebih matang untukmu, kita akan bertemu lagi di sebuah kondisi yang lebih baik "

Tanggal 11 Oktober 2011...saya merasa semakin merana karena saya tak bisa mengantarnya, dia tak ingin saya menangis didepannya. Dan bagi saya ini merupakan titik awal dari sebuah hidup saya kembali tanpanya, walo mungkin tak seberat seperti sebelum mengenalnya. Tapi 7 tahun mengenal pribadinya akan menjadi masa-masa terindah yang tak terlupakan.